--> May 2014 | KEBUMEN BERIMAN

download,script,cms,portal,bisnis,gratis,

Monday, May 12, 2014

no image

Siapakah Didik ????? Begitu Mudahnya Bobol Bank Rp 21 M dalam Semalam?

Jakarta - Didik A Gunawan, warga Solo ini membobol sebuah bank swasta Rp 21 miliar dalam semalam. Modusnya bukan karena dia hacker yang membobol sistem bank kemudian memindahkan uang, tapi diduga dia tahu kelemahan sistem bank yang tengah melakukan upgrade system.

"Dia dulunya pengusaha apotek," terang Direksus Mabes Polri Brigjen Pol Arief Sulistyanto di Jakarta, Jumat (8/5/2014).

Didik pada 10 April, mulai pukul 23.30 WIB melakukan pembobolan di bank itu yang tengah melakukan perbaikan sistem. Dia menggesek uang lewat mesin EDC, mesin tarik non tunai dan ATM memindahkan uang ke rekeningnya.

Total Rp 21 miliar uang dia pindahkan ke rekening dia dan istrinya yang semula hanya Rp 23 ribu dan Rp 100 ribu. 6 Mesin EDC di rumahnya di Solo itu pernah dia gunakan saat apoteknya masih berdiri.

Mungkinkah Didik yang tinggal di Mojosongo, Solo ini melakukan pembobolan karena tahu bank malam itu tengah melakukan upgrade system?

"Ini masih didalami terhadap kemungkinan itu. Ada 3 sasaran penyidikan, pertama dari aspek IT system apa ada kesengajaan dan kerja sama antara IT support dengan tersangka, kedua pembuktian terhadap penarikan yang melebihi saldo dalam rekening dan ketiga penggunaan EDC," jelas Arief.

Selain soal pembobolan bank itu juga, polisi masih melakukan penyidikan terkait dugaan pidana gesek tunai yang dilakukan tersangka. "Ini masih diselidiki," tutup Arief.(Detik.com)

Thursday, May 8, 2014

no image

Inilah "Software" Anti-sadap yang Dipakai E Snowden



Edward Snowden membuat heboh seisi dunia dengan membocorkan dokumen-dokumen rahasia milik National Security Agency (NSA). Dinas intelijen AS tersebut dikenal ahli menyadap. Lantas, bagaimana Snowden memperoleh informasi tanpa terlacak?

Mantan kontraktor NSA itu rupanya menggunakan sistem operasi Linux versi khusus bernama Tails. OS ini merupakan perangkat lunak open source bikinan developer anonim yang dioptimalkan untuk menyamarkan identitas penggunanya di dunia online.

Di dalamnya, sebagaimana diterangkan oleh Wired, terdapat sejumlah alat terkait enkripsi dan privasi, termasuk Tor, sebuah aplikasi yang mengacak lalu lintas internet pengguna dengan melakukan routing melalui jaringan komputer sukarelawan di seluruh dunia.

Tails bisa dimuat sepenuhnya dalam media eksternal seperti DVD dan USB yang dapat digunakan untuk melakukan booting komputer. Tails tidak menyimpan data secara lokal, dan kebal terhadap program mata-mata. Komputer yang dipakai pun tak meninggalkan jejak apabila pada kemudian hari diperiksa.

Melalui sistem operasi anti-sadap itulah, Snowden berkomunikasi dengan media dan membocorkan dokumen-dokumen rahasia NSA yang berada di tangannya.

Namun, Tails juga memiliki kelemahan. Meski relatif "aman" dengan kode open source yang bisa dibedah oleh siapa pun, beberapa penyedia jasa internet tak mendukung fungsi kerahasiaannya. Apabila salah memilih provider, Tails akan menjadi tidak berguna.

Dari aktivis sampai bandar narkoba

Software Tor merupakan bagian dari Tails, yang pada awalnya dikembangkan oleh Laboratorium Riset Angkatan Laut AS. Program ini ramai digunakan oleh orang-orang yang oleh sebab tertentu tak ingin identitasnya di internet diketahui, mulai dari aktivis, pembocor seperti Snowden, hingga bandar narkoba online di pasar gelap macam Silk Road.

Tails membuat pemakaian Tor jadi lebih mudah. Pengguna cukup melakukan booting ke sistem Tails, dan Tor akan otomatis berjalan tanpa perlu pengaturan apa pun. Selesai menggunakan, komputer bisa di-restart ke sistem operasi sehari-hari. Tak akan ada yang tahu apa yang dilakukan pengguna selama memakai Tails.

Para pengembang Tails sendiri lebih suka bersembunyi di balik bayang-bayang kerahasiaan dan memilih untuk tetap anonim. Salah satu alasan mereka membuat Tails adalah melindungi privasi pengguna internet dari endusan sejumlah pihak yang dilakukan diam-diam.

"Raksasa-raksasa marketing seperti Google, Facebook, dan Yahoo, serta dinas mata-mata sangat ingin kehidupan online kita menjadi lebih transparan untuk kepetintingan mereka sendiri," tulis seorang anggota pengembang Tails yang tidak menyebutkan identitasnya dalam e-mail kepada Wired.

Sifat Tails yang terbuka memungkinkan semua orang menelaah sistem operasi ini untuk mencegah adanya hal-hal yang tidak diinginkan. Kecil pula kemungkinan Tails merupakan "jebakan" dari pihak pemerintah karena dokumen Snowden menyebutkan bahwa NSA pun tidak suka dengan sistem operasi ini.

Di samping mengembangkan sistem operasi tersebut untuk komputer desktop dan laptop, para developer Tails sedang membuat versi mobile yang bisa berjalan di perangkat Android dan Ubuntu.(kompas.com)