--> July 2012 | KEBUMEN BERIMAN

download,script,cms,portal,bisnis,gratis,

Monday, July 23, 2012

no image

QPR kalahkan Persebaya 2-1

Berhasil memimpin terlebih dulu, Persebaya Surabaya akhirnya kalah dengan skor tipis, 1-2, dari klub Liga Primer Inggris Queens Park Rangers (QPR). Laga ujicoba itu sendiri turut diwarnai padamnya lampu stadion.

Pertandingan antara QPR kontra Persebaya di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Senin (23/7/2012) malam WIB sempat diwarnai lampu stadion sebanyak tiga kali.

Dari pengamatan langsung  di lapangan, padamnya lampu stadion pertama kali terjadi pukul 19.30 WIB. Saat itu, para pemain QPR memasuki lapangan dan menyapa para suporter yang hadir di dalam stadion sejak sore hari. Lampu padam sekitar 20 menit.

Lampu stadion kembali padam pukul 20.05 WIB saat pemain kedua tim melakukan pemanasan. Lampu mati selama 10 menit. Lampu stadion padam untuk kali ketiga saat laga babak pertama tengah berjalan, tepatnya sekitar menit ke-37 atau beberapa menit menjelang turun minum.



Di dalam pertandingan sendiri, Persebaya berhasil memimpin terlebih dulu pada menit 17. Gol lahir usai kiper Robert Green salah melakukan antisipasi. Setelah Green gagal menangkap si kulit bundar, Fernando Soler berhasil memaksimalkan kesalahan tersebut untuk menjebol gawang QPR.

Sekitar sepuluh menit berselang, QPR mampu menyamakan kedudukan dari titik putih setelah wasit memberikan penalti akibat pelanggaran Otafiano Dutra terhadap Fabio da Silva.

Adel Taarabt yang maju menjadi algojo tidak menyia-nyiakan peluang dan menjebol gawang Endra Prasetya untuk membuat skor jadi 1-1.

Di pertengahan babak kedua, tepatnya menit 65, Endra Prasetya memotong bola umpan silang Shaun Wright-Phillips yang baru masuk beberapa menit sebelumnya. Bola ketika itu menuju ke muka gawang dan berpotensi melahirkan ancaman besar jika Endra Prasetya tidak mengantisipasi.

Semenit kemudian, Endra Prasetya gagal menghentikan bola masuk ke dalam gawangnya. Diawali umpan tarik menyusur tanah dari kanan, Bobby Zamora yang ada di depan gawang berhasil meneruskan bola dengan tendangan kaki kanannya. QPR berbalik unggul 2-1.

Bintang sepakbola Asia yang baru direkrut QPR dari Manchester United, Park Ji-sung, masuk di menit ke-70 untuk menggantikan Samba Diakite dan disambut meriah publik stadion.

Andik Vermansyah, yang juga masuk sebagai pemain pengganti di paruh kedua, mendapatkan peluang di menit-menit akhir. Lolos dari jebakan offside, ia menggiring bola menuju gawang dari sisi kiri. Tetapi Andik telat menyepak bola sehingga sudah terlalu dekat dengan kiper dan peluang pun terbuang. Skor 2-1 untuk QPR bertahan sampai peluit akhir dibunyikan.(detik.com)

Friday, July 13, 2012

no image

PEMILUKADA DKI :Prediksi Strategi dan Hasil Putaran 2

Hasil pilkada DKI sudah diketahui, setidaknya berdasarkan Quick Count dari beberapa lembaga survey (walaupun belum resmi) sambil menunggu perhitungan KPUD tgl 20 Juli, yaitu dengan lolosnya Jokowi-Ahok dan Foke-Nara sebagai peringkat pertama dan kedua.
Bagi penulis hasil ini ada yang mengejutkan dan ada yang tidak.
Penulis sudah memprediksikan kalau pilkada DKI akan berjalan 2 putaran dengan kandidat incumbent (Foke) akan menjadi salah satu yang lolos. Juga kandidat nomor 3 (Jokowi) merupakan kandidat yang paling ditakuti oleh incumbent menjadi lawan di grand final putaran kedua.
Tapi penulis juga tetap terkejut dengan hasil angka Jokowi yang melampaui Foke. Kemungkinan Jokowi menjadi pilihan dari sebagian besar undecided voter.
Bagaimana Selanjutnya di Putaran 2 ?
Dari wawancara di TV setelah keluar hasil Quick Count, Foke sangat terkejut dan sepertinya tidak dapat menerima kekalahan yang cukup memalukan ini. Survey sebelumnya menggadang-gadang kalau pilkada DKI hanya berlangsung 1 putaran untuk kemenangan Foke.
Foke juga sebelumnya juga sangat percaya diri dengan merasa tidak perlu banyak berkampanye (hanya cuti 2 hari), tidak mengikuti beberapa debat kampanye (dengan berbagai alasan) dan banyak mewakilkan kepada Nara.
Dengan hasil ini pastinya akan ada perubahan strategi di kubu Foke. Kemungkinan akan ada pergantian tim sukses dan research yang selama ini memberikan strategi dan informasi yang tidak akurat. Kemungkinan besar kubu Foke akan meniru strategi yang telah dilakukan oleh Jokowi, yaitu masuk langsung menemui kalangan grass root, mendengarkan problem yang ada di bawah dan berusaha memberikan solusinya. Jika hal ini dilakukan, masih ada kemungkinan Foke untuk mendapatkan simpati dari warga Jakarta dan mendapatkan tambahan suara walaupun tidak akan maksimal.
Kubu Foke juga kemungkinan akan berusaha berkoalisi dengan pihak yang kalah untuk menambah amunisi suara, walaupun ini bukan hitung-hitungan matematika.
Bagaimana dengan Jokowi? Kemungkinan mereka akan fokus mengejar suara dari kandidat yang kalah (Alex, Faisal dan Hendardji) dengan langsung mengakses ke pemilih. Mereka juga akan mengajak HNW/PKS untuk menggabungkan suara, serta mengejar suara Golput ataupun yang tidak datang ke TPS.
Untuk ketiga hal ini, memang mereka harus bekerja keras meyakinkan pemilih agar memilih mereka.
Dari pihak yang kalah, kubu PKS merupakan kubu yang menjadi prioritas didekati oleh kedua pasangan yang lolos ke putaran kedua. Alasannya adalah karena selama ini konstituen PKS dikenal sangat solid mengikuti arahan pemimpinnya.
Pertanyaannya adalah, mengapa jumlah suara kandidat nomor 4 HNW hanya mendapatkan suara 11-12% dibandingkan dengan suara PKS 18% dalam pemilihan legislatif 2009? Apakah PKS sudah tidak solid lagi? Kemungkinan jawaban yang masuk akan adalah suara PKS saat ini memang sekitar 11%, yang artinya turun dibandingkan 2009.
Nah, tarik menarik kedua pasangan Jokowi dan Foke kepada PKS ini akan cukup menentukan kemenangan kedua pasangan di putaran kedua.
Faisal Basri (5%) sudah menyatakan kalau dia tidak akan melimpahkan suara ke pasangan manapun. Kemungkinan suara Faisal Basri akan terbelah ke Jokowi dan Golput. Suara dari kedua pasangan lain (Hendardji dan Alex) akan tergantung dari usaha Jokowi dan Foke untuk merangkul langsung ke pemilih bukan ke kandidat, karena ikatan antara kedua kandidat dengan pemilihnya tidak erat.
Prediksi penulis, kandidat nomor 3 ini akan memenangkan putaran kedua, jika tidak terjadi kecurangan yang masif. Untuk itu diharapkan KPU dan Panwaslu dapat tegas dan objektif dalam menyelenggarakan maupun mengawasi jalannya pemilihan.(Kompasiana)